Sebuah Jurnal

Bandung Lautan.....

Silakan titik- titik di atas diisi sendiri ya. Kalau saya lebih senang isiannya asmara, jadinya Bandung Lautan Asmara *ngarep*

Memang suasananya mendukung banget. Siang harinya mengunjungi Kawah Putih dengan yang memesona, ditambah dengan udara sejuk, dan suasana kota yang membangun mood jadi mellow- mellow gimana gitu *lebay, abaikan saja*



Masjid Raya Bandung

Menjejak inti kota Bandung di malam hari sangat menyenangkan. Setelah menyantap Batagor khas Bandung, mobil melaju ke Asia Afrika. Setelah memarkirkan mobil, kami berjalan ke alun- alun Bandung. Masjid Raya Bandung berdiri dengan kokoh. Warga sudah berkumpul dan menikmati malam di sana.





Berjalan terus mengikuti arah hati hingga sampai di Jalan Asia Afrika. Jantungnya kota Bandung. Gedung- gedung warisan Belanda berderet di sepanjang jalan. Nuansa kolonial yang eksklusif sangat terasa. Pejalan kaki dan artis jalanan memenuhi sisi jalan.

Menyusuri Jalan Asia Afrika tak lengkap rasanya kalau tidak melangkahkan kaki ke Jalan Braga. Sama seperti Asia-Afrika, jalan ini juga sangat kental dengan nuansa kolonial.
Museum Konperensi Asia Afrika


Dan saya setuju dengan kalimat dari Akang Pidi yang berbunyi, “Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi.”


Kami berkeliling ramai- ramai. Bagaimana ya rasanya jika berjalan sendirian menyusuri Asia Afrika dan Braga? Mungkin sukses bikin baper ya. Mencari belahan jiwa dan raga di Braga, siapa tahu berjodoh dan jumpa. Kini, satu yang tertinggal di sana. Rasa..

2 comments on "Bandung Lautan....."